Profil Desa Bumiayu
Ketahui informasi secara rinci Desa Bumiayu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil lengkap Desa Bumiayu, pusat ekonomi dan pemerintahan di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. Temukan data demografi, potensi UMKM, dinamika sosial, serta program pembangunan terbaru di jantung jalur Tegal-Purwokerto ini.
-
Pusat Strategis
Desa Bumiayu berfungsi sebagai ibu kota tidak resmi bagi Kecamatan Bumiayu dan wilayah Brebes bagian selatan, menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, dan layanan publik
-
Dinamika Ekonomi
Perekonomian desa ditopang oleh sektor perdagangan yang ramai di sepanjang jalan utama dan berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi aneka kuliner khas
-
Kepadatan Penduduk Tinggi
Dengan populasi lebih dari 13.000 jiwa, Desa Bumiayu merupakan salah satu desa terpadat di kecamatannya, yang menandakan perannya sebagai pusat aktivitas urban

Bumiayu, sebuah nama yang seringkali langsung diasosiasikan dengan sebuah kota kecamatan yang ramai di selatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Namun di pusat hiruk pikuk tersebut, terdapat sebuah entitas administratif yang menjadi porosnya: Desa Bumiayu. Sebagai ibu kota Kecamatan Bumiayu, desa ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga merupakan episentrum kegiatan ekonomi, sosial dan budaya bagi belasan desa di sekitarnya. Terletak di jalur strategis yang menghubungkan Tegal dengan Purwokerto, Desa Bumiayu memegang peranan vital sebagai gerbang dan barometer kemajuan bagi kawasan Brebes bagian selatan. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Bumiayu, dari kondisi geografis dan demografisnya, hingga potensi ekonomi dan dinamika sosial yang terus berkembang.
Geografi dan Demografi: Pusat Kepadatan di Dataran Tinggi
Desa Bumiayu secara geografis terletak di jantung Kecamatan Bumiayu, sebuah wilayah dataran tinggi yang dikelilingi perbukitan di bagian selatan Kabupaten Brebes. Keseluruhan wilayah Kecamatan Bumiayu memiliki luas 8.209,09 hektare, dengan sebagian besar lahannya dimanfaatkan untuk pertanian. Desa Bumiayu sendiri, sebagai pusat kecamatan, memiliki karakteristik yang lebih urban. Wilayah ini dialiri oleh sungai-sungai penting seperti Sungai Keruh dan Sungai Erang, yang menjadi sumber daya vital bagi kawasan tersebut.
Secara administratif, Kecamatan Bumiayu berbatasan langsung dengan kecamatan lain. Di sebelah utara, wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Sirampog dan Tonjong. Di sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Bantarkawung dan Paguyangan. Sementara itu, sisi barat berbatasan dengan Kecamatan Bantarkawung, dan sisi timur berbatasan dengan Kecamatan Paguyangan. Posisi Desa Bumiayu yang berada tepat di tengah-tengah menjadikan lokasinya sangat strategis sebagai simpul transportasi dan interaksi antarwilayah.
Berdasarkan data Sensus Penduduk yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, jumlah penduduk Desa Bumiayu tercatat sebanyak 13.004 jiwa. Angka ini menempatkan Desa Bumiayu sebagai salah satu desa dengan populasi terbanyak di antara 15 desa yang ada di Kecamatan Bumiayu. Jumlah penduduk yang besar di wilayah yang relatif tidak seluas desa-desa pertanian di sekitarnya menandakan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan ini merupakan cerminan dari fungsinya sebagai pusat permukiman, perdagangan, dan jasa, di mana banyak penduduk dari desa sekitar yang datang untuk beraktivitas dan bahkan menetap. Tingginya angka populasi ini menjadi modal sosial sekaligus tantangan bagi pemerintah desa dalam penyediaan layanan publik dan infrastruktur yang memadai.
Potensi Ekonomi: Roda Penggerak Perdagangan dan UMKM
Perekonomian Desa Bumiayu merupakan motor penggerak utama bagi seluruh wilayah Kecamatan Bumiayu. Berbeda dengan desa-desa tetangganya yang mayoritas mengandalkan sektor agraris, denyut nadi ekonomi di Desa Bumiayu terletak pada sektor perdagangan dan jasa. Sepanjang jalan protokol yang membelah desa, deretan toko, kios, pasar, dan berbagai jenis usaha lainnya beroperasi dengan dinamis, melayani kebutuhan tidak hanya bagi warga desa tetapi juga masyarakat dari seluruh Brebes selatan.
Kecamatan Bumiayu dikenal sebagai kawasan perdagangan yang hidup, dan Desa Bumiayu ialah pusatnya. Berbagai produk, mulai dari kebutuhan pokok, sandang, hingga barang elektronik, tersedia di sini. Aktivitas perdagangan ini didukung oleh keberadaan pasar tradisional yang menjadi titik temu antara produsen lokal dan konsumen. Selain itu, perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan geliat yang positif. Berbagai produk olahan makanan khas Bumiayu, seperti ketan pencok, menjadi salah satu ikon kuliner yang banyak dicari. Makanan ringan ini, dengan cita rasa manis dari gula merah cair dan gurihnya ketan, menjadi bukti kreativitas warga dalam mengolah potensi lokal.
Di luar sektor kuliner, UMKM di kawasan Bumiayu juga merambah bidang lain. Terdapat pengrajin alat musik tradisional seperti beduk dan rebana yang produknya telah dikenal luas, bahkan beberapa di antaranya berhasil memperluas pasar melalui promosi digital. Pemerintah daerah pun turut memberikan dukungan. Dalam sebuah acara peringatan Hari Koperasi, puluhan pelaku UMKM dilibatkan untuk memasarkan produk mereka secara langsung. Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Brebes, Sapto Aji Pamungkas, SE, dalam sebuah kesempatan menyatakan, "Koperasi yang ada tersebut menaungi ribuan UMKM dari berbagai sektor usaha." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran lembaga seperti koperasi dalam menyokong ekosistem UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Pemerintahan dan Dinamika Sosial Kemasyarakatan
Sebagai pusat pemerintahan kecamatan, Desa Bumiayu menjadi lokasi bagi berbagai kantor layanan publik. Dinamika pemerintahan desa berjalan selaras dengan program-program dari pemerintah kabupaten dan kecamatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu fokus utama ialah penanganan masalah sosial dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pada Juli 2024, sebagai wujud kepedulian sosial, sebanyak 75 warga miskin di Desa Bumiayu menerima bantuan paket sembako. Kegiatan yang merupakan bagian dari peringatan Hari Koperasi Nasional ke-77 ini menunjukkan adanya sinergi antara gerakan koperasi, pemerintah, dan masyarakat. Ketua Panitia, Sunoto Mardi Siswoyo, SH, MH, menekankan bahwa momentum ini ialah ajang untuk "terus saling bergotong royong menjadi solusi penyelamatan anggota koperasi untuk keluar dari himpitan permasalahan ekonomi."
Di sektor kesehatan, masyarakat di sekitar Desa Bumiayu mendapat kemudahan akses melalui inisiatif baru dari RSUD Bumiayu. Pada awal tahun 2025, rumah sakit ini meluncurkan program "Mobil Antar Jemput Pasien Sehat/Sakit" (MAPS). Program ini bertujuan untuk mempercepat akses kesehatan bagi masyarakat, terutama yang berada di pelosok Brebes Selatan. Direktur RSUD Bumiayu, dr. Dedi Iskandar Zulkarnaen, menjelaskan bahwa layanan ini akan berkolaborasi dengan puskesmas dan pemerintah desa. "Kami akan bekerja sama dengan kepala puskesmas untuk memastikan armada ambulance dapat terkoordinasi dengan baik, serta memanfaatkan mobil siaga di desa-desa," ujarnya. Inisiatif ini menunjukkan peran sentral Bumiayu sebagai pusat layanan kesehatan regional.
Masyarakat Desa Bumiayu, yang mayoritas beragama Islam, dikenal memiliki sikap toleransi yang tinggi dan tetap memelihara tradisi budaya lokal. Perpaduan antara budaya Jawa dan Sunda, mengingat lokasinya yang tidak jauh dari perbatasan Jawa Barat, menciptakan sebuah harmoni sosial yang unik.
Infrastruktur, Budaya, dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas untuk menopang status Desa Bumiayu sebagai pusat kegiatan. Sebagai wilayah yang dilalui jalur transportasi utama, kondisi jalan dan fasilitas pendukung terus mendapat perhatian. Keberadaan stasiun kereta api di Kecamatan Bumiayu juga semakin mengukuhkan posisinya sebagai simpul transportasi yang penting.
Dari sisi budaya, Kecamatan Bumiayu memiliki potensi yang kaya. Pemerintah Kabupaten Brebes bahkan pernah mengangkat keunikan peradaban lokal dalam sebuah pagelaran seni budaya bertajuk "Jejak Jajak Bumiayu". Bupati Brebes, Idza Priyanti, saat membuka acara tersebut pada tahun 2022, menyatakan bahwa potensi seni dan budaya di Brebes mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif dan pariwisata. Pagelaran ini menjadi medium untuk mengekspresikan kekayaan sejarah, tradisi, dan seni yang berkembang di wilayah Bumiayu dan sekitarnya.
Ke depan, Desa Bumiayu dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi dengan daya dukung lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. Pengembangan desa yang terarah, transparan, dan partisipatif menjadi kunci. Camat Bumiayu, Cecep Aji Suganda, dalam sebuah kesempatan menekankan pentingnya kinerja pemerintah desa yang baik. "Bekerjalah sesuai tupoksi agar pelayanan kepada masyarakat juga akan lebih baik," pesannya kepada para perangkat desa di wilayahnya. Arahan ini menjadi penanda bahwa peningkatan kualitas aparatur dan pelayanan publik merupakan fondasi untuk mewujudkan Desa Bumiayu yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera, serta mampu mempertahankan perannya sebagai jantung yang menghidupi kawasan Brebes Selatan.